TNBG meliputi kawasan seluas 108.000 hektare atau 26% dari total luas Madina
yang terletak pada ketinggian 300 s/d 2.145 meter di atas permukaan laut dengan
titik tertinggi puncak Gunung Sorik Merapi.
Melalui SK No 126/Menhut-II/2004 Menteri Kehutanan, TNBG disahkan sebagai
Taman Nasional. TNBG terdiri dari dari kawasan hutan lindung, hutan produksi
terbatas, dan hutan produksi tetap. Hutan lindung yang dialih fungsikan seluas
101.500 ha, terdiri dari hutan lindung Register 4 Batang Gadis I, hutan
Register 5 Batang Gadis II komp I dan II, Register 27 Batang Natal I, Register
28 Batang Natal II, Register 29 Bantahan Hulu dan Register 30 Batang Parlampuan
I yang sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung sejak masa pemerintahan Belanda
dalam kurun waktu 1921 – 1924. Sementara kawasan hutan produksi yang dialihkan
meliputi areal eks HPH PT. Gruti, seluas 5.500 ha, dan PT. Aek Gadis Timber
seluas 1.000 ha.
Tujuan pembentukan taman nasional adalah untuk menyelamatkan satwa dan
habitat alam. TNBG juga sebagai simbol pengakuan nilai-nilai kearifan lokal
dalam mengelola hutan.
Salah satu kearifan tradisional masyarakat setempat ini dibuktikan dengan
lubuk larangan atau naborgo-borgo atau harangan rarangan atau hutan larangan,
merupakan beberapa contoh kearifan lokal yang hingga kini masih lestari.
Pembentukan ini juga sangat penting mengingat bahwa laju kerusakan hutan
alam di provinsi ini sudah pada tingkat yang sangat memprihatinkan. Berdasarkan
data Departemen Kehutanan pada tahun 2003, kerusakan hutan di kawasan ini
mencapai 3,8 juta ha per tahun. Kerusakan hutan di Sumatera Utara sendiri
mencapai 76 ribu ha per tahun dalam kurun waktu 1985 – 1998.
2. Taman Nasional Berbak yang luasnya
142.750 hektare merupakan kawasan pelestarian alam untuk konservasi
hutan rawa terluas di asia tenggara yang belum terjamah oleh
eksploitasi manusia. Keunikannya berupa gabungan yang menarik antara hutan rawa
air tawar dan hutan rawa gambut yang terbentang luas di pesisir Timur Pulau sumatera
serta Taman Nasional Berbak adalah bagian dari Bentang Alam Hutan Gambut Berbak
yang luas 238.000 hektare. Bentang alam ini juga merupakan salah satu Bentang
Alam Konservasi Harimau (Tiger Conservation Landscape) di Sumatera yang
direkognisi berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. ..... tentang Strategi
dan Aksi Konservasi Harimau Sumatera.
3. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
adalah sebuah taman nasional yang ditujukan untuk melindungi hutan hujan tropis sumatera
beserta kekayaan alam hayati yang dimilikinya. UNESCO
menjadikan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai warisan dunia.
Bukit Barisan Selatan dinyatakan sebagai cagar alam suakamargasatwapada
tahun 1935 dan menjadi Taman Nasional pada tahun 1982. Pada awalnya ukuran
taman adalah seluas 356.800 hektare . Tetapi luas taman saat ini yang dihitung
dengan menggunakan GIS kurang-lebih sebesar 324.000 Ha.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terletak di ujung wilayah barat daya
Sumatera. Tujuhpuluh persen dari taman (249.552 hektare) termasuk dalam
administrasi wilayah Lampung Barat dan wilayah Tanggamus,
di mana keduanya adalah bagian dari Provinsi lampung.
Bagian lainnya dari taman mencakup 74.822 hektare (23% dari luas taman
keseluruhan) dan berada di wilayah Kaur dari provinsi Bengkulu. Sumatera Selatan juga sangat penting bagi
tumpang-tindih perbatasan taman dengan perbatasan provinsi.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki beberapa Hutan dataran Rendah di Sumatera yang
terakhir kali dilindungi. Sangat kaya dalam hal keanekaragaman hayati dan
merupakan tempat tinggal bagi tiga jenis mamalia besar yang paling terancam di
dunia: Gajah Sumatera (kurang dari 2000 ekor yang
bertahan hidup saat ini), badak sumatera (populasi global keseluruhan:
300 individu dan semakin berkurang drastis jumlahnya) dan harimau sumatera (populasi global keseluruhan sekitar 400 individu).
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan tercakup dalam Global 200 ecoregions,
yaitu peringkat habitat darat, air tawar dan laut di bumi yang paling mencolok
dari sudut pandang biologi yang dibuat oleh WWF. Taman ini disorot
sebagai daerah prioritas untuk pelestarian badak sumatera melalui program
Asian Rhino
and Elephant Action Strategy (AREAS) dari WWF. Selain itu,
IUCN,
WCS dan WWF telah
mengidentifikasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai Unit Pelestarian
Macan (Wikramanayake, dkk., 1997), yaitu daerah hutan yang paling penting untuk
pelestarian harimau di dunia. Terakhir, pada tahun 2002, UNESCO telah memilih daerah ini untuk diusulkan sebagai
World
Heritage Cluster Mountainous Area beserta Taman nasional gunung leuser dan Kerinci Seblat.
4. Taman Nasional Bukit Duabelas
adalah taman nasional yang terletak di
Sumatra,
Indonesia.
Taman ini merupakan taman nasional yang relatif kecil, meliputi wilayah seluas
605 km². Di kawasan hutan lindung ini berdiam
Suku Anak
Dalam atau
Suku Kubu atau
Orang Rimba.
Taman Nasional Bukit Duabelas merupakan perwakilan bagi
hutan hujan tropis di provinsi
Jambi. Bagian utara taman
nasional ini terdiri dari hutan hujan primer, sementara sisanya merupakan hutan
sekunder, sebagai akibat dari penebangan hutan.
Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) adalah taman nasional yang terletak di
Provinsi Jambi, Indonesia. Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD)memiliki luas
wilayah 60.500 ha. Di kawasan hutan lindung ini berdiam Suku Anak Dalam atau
Suku Kubu atau Orang Rimba.
5. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh
(juga disebut
Bukit Tigapuluh)
adalah taman nasional yang terletak di
Sumatera,
Indonesia.
Taman Nasional ini terletak di provinsi
Riau dan
Jambi. Taman seluas
143.143 hektare ini terdiri dari hutan hujan tropis dan terkenal sebagai tempat
terakhir spesies terancam seperti
orangutan sumatera,
harimau
sumatera,
gajah sumatera,
badak
sumatera,
tapir asia,
beruang madu
dan berbagai spesies burung yang terancam. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh juga
merupakan tempat tinggal bagi
Orang Rimba
dan
Talang Mamak.
6. Taman Nasional Gunung Leuser
biasa disingkat
TNGL adalah
salah satu Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia seluas 1.094.692 hektare yang
secara administrasi pemerintahan terletak di Provinsi
Aceh dan
Sumatera
Utara. Provinsi Aceh yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten
Aceh Barat
Daya,
Aceh Selatan,
Aceh Singkil,
Aceh Tenggara,
Gayo Lues,
Aceh Tamiang,
sedangkan Provinsi Sumatera Utara yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten
Dairi,
Karo, dan
Langkat.
Taman nasional ini mengambil nama dari
Gunung Leuser
yang menjulang tinggi dengan ketinggian 3404 meter di atas permukaan laut di
Aceh. Taman nasional ini meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pegunungan
tinggi yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis, dikelola dengan sistem
zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
7. Taman Nasional Kerinci Seblat
adalah
taman nasional terbesar di
Sumatera,
Indonesia
yang memiliki luas wilayah sebesar 13,750 km² dan membentang ke empat
provinsi yaitu
Sumatera Barat,
Jambi,
Bengkulu
dan
Sumatera Selatan. Taman nasional ini terletak
pada koordinat antara 100°31'18"E - 102°44'01"E dan 1°07'13"S -
1°26'14"S.
Taman nasional ini terdiri dari
Pegunungan Bukit Barisan yang memiliki
wilayah dataran tertinggi di Sumatera,
Gunung
Kerinci (3.805 m). Taman nasional ini juga terdiri dari mata
air-mata air panas, sungai-sungai beraliran deras, gua-gua, air terjun-air
terjun dan danau kaldera tertinggi di Asia Tenggara,
Gunung Tujuh.
Taman nasional ini juga memiliki beragam flora dan fauna. Sekitar 4.000
spesies tumbuhan tumbuh di wilayah taman nasional termasuk bunga terbesar di
dunia
Rafflesia arnoldi, dan bunga tertinggi di
dunia,
Titan Arum. Fauna di
wilayah taman nasional terdiri antara lain
Harimau
Sumatera,
Badak Sumatera,
Gajah
Sumatera,
Macan Dahan,
Tapir Melayu,
Beruang Madu, dan sekitar
370 spesies burung.
Diterimanya
Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera
ke daftar
Situs Warisan Dunia oleh
UNESCO,
membuat Taman Nasional Kerinci Seblat juga diterima sebagai
Situs Warisan Dunia UNESCO. Bersama dengan
Taman Nasional Gunung Leuser dan
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
8. Taman Nasional Sembilang adalah taman nasional yang terletak di
pesisir provinsi
Sumatera Selatan,
Indonesia.
Taman nasional ini memiliki luas sebesar 2.051 km². Taman Nasional
Sembilang merupakan habitat bagi
harimau
Sumatra,
gajah Asia,
tapir Asia,
siamang,
kucing emas,
rusa Sambar,
buaya muara,
ikan Sembilang,
penyu air tawar raksasa,
lumba-lumba air tawar dan
berbagai spesies burung.
Taman Nasional Sembilang terdiri dari hutan rawa gambut, hutan rawa air
tawar dan hutan riparian di Provinsi Sumatera Selatan.
Berbagai macam tanaman darat dan air tumbuh di taman ini, termasuk gajah
paku (Acrostichum aureum), nipah (Nypa fruticans), cemara Laut (Casuarina
equisetifolia), pandan (Pandanus tectorius), Laut waru (Hibiscus tiliaceus),
Nibung (Oncosperma tigillaria), jelutung (Jelutung), menggeris (Koompassia
excelsa), Gelam tikus (Syzygium inophylla), Rhizophora sp, Sonneratia alba,.
dan gimnorrhiza Bruguiera.
Pesisir dan kawasan hutan, terutama di Sembilang dan Semenanjung Banyuasin,
merupakan habitat bagi harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), gajah Asia
(Elephas maximus sumatranus), Malayan tapir (Tapirus indicus), siamang
(Hylobates syndactylus syndactylus), kucing emas (
Catopuma temminckii
temminckii), rusa sambar (Cervus unicolor equinus), buaya air asin
(Crocodylus porosus), ikan Sembilang (Plotusus canius), penyu air tawar raksasa
(Chitra indica), lumba-lumba air tawar (Orcaella brevirostris) dan berbagai
jenis burung.
jumlah besar untuk burung migran dari Siberia dapat dilihat di Sembilang,
mencapai klimaks pada bulan Oktober. Panggilan dari ribuan burung yang terbang
dalam formasi bahkan dapat didengar di atas ombak gemuruh Selat Bangka.
spesies burung lain yang mendiami taman ini termasuk dowitcher Asia
(Limnodromus semipalmatus), melihat greenshank (guttifer Pseudototanus), putih
timur Pelican (Pelecanus onocrotalus), bangau susu (Mycteria cinerea), bangau
ajudan yang lebih rendah (Leptoptilos javanicus), dan putih-hitam bersayap tiga
barang (Chlidonias leucoptera). Bagian barat berbatasan dengan Taman Nasional
Berbak Taman di provinsi Jambi.
Menarik lokasi / tempat-tempat: Semenanjung Banyuasin, Sembilang, Benawan
Bay, Teluk Sekanak, Pulau Betet: menjelajahi sungai dan hutan mangrove dengan
perahu, memancing, dan hewan menonton, burung migran dari Siberia dan atraksi
dolphins.Cultural air tawar di luar Taman Festival Krakatau termasuk setiap
Juli di Bandar Lampung dan Festival Danau Ranau pada bulan Desember di Oku,
Sumatera Selatan.
9. Taman Nasional Siberut Terletak Di Pulau
Siberut,
Kabupaten Kepulauan Mentawai,
Sumatera
Barat. Taman Nasional Dengan Luas 190.500 Hektare Ini Ditetapkan
Melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 407/Kpts-Ii/1993. Sebelumnya
Tahun
1981
Pulau Ini Sudah Ditetapkan Sebagai Cagar
Biosfer
Melalui Projek
Man And Biosphere Unesco.
Di Pulau Siberut Tercatat Antara Lain 896 Spesies Tumbuhan Berkayu, 31
Spesies
Mamalia,
Dan 134 Spesies
Burung.
Terdapat Empat Spesies Endemik Primata Yang Terancam Punah. Keempat Spesies
Endemik Tersebut Adalah
Siamang Mentawai (
Bilou,
Hylobates Klossii),
Lutung
(Joja,
Presbytis Potenziani),
Monyet Mentawai (Simakobu,
Simias Concolor), Dan
Beruk (Bokoi,
Macaca Pagensis).
Flora Taman
Nasional Siberut Hutan Hujan Menyelimuti Hampir 65 % Pulau
Siberut. Hutan Ini Merupakan Istana Bagi Kehidupan Flora Dan Fauna Dengan
Menyediakan Sumber Makanan Dan Tempat Tinggal Serta Hutan Ini Juga Berfungsi
Sebagai Pendukung Kehidupan Tradisional Masyarakat Mentawai Terutama Sebagai
Obat-Obatan Tradiosonal.
Fauna Taman Nasional Siberut
Hylobates Klossii (Bilou Atau Siamang Kerdil) Bilou Merupakan Jenis Primata
Yang Paling Terkenal Di Mentawai. Secara Anatomis Termasuk Jenis Ungko Tertua
Yang Masih Hidup Dengan Bulu-Bulu Yang Jarang Berwarna Hitam Gelap Dan Selaput
Antara Jari Kedua Dan Ketiga. Pekik Bilou Paling Sederhana Di Antara Pekikan
Ungko, Lebih Panjang, Bervariasi Dan Dan Tidak Dilakukan Oleh Ungko Lainnya.
Bilou Hidup Berkelompok Yang Terdiri Dari Induk Jantan Dan Betina Dengan
Anak-Anaknya Yang Belum Dewasa. Bilou Termasuk Hewan Monogami Dengan Satu
Keluarga Rata-Rata Tiga Sampai Empat Individu, Sedangkan Jumlah Anggota Dalam
Satu Kelompok Dapat Mencapai 11 Individu.
10. Taman Nasional Tesso Nilo adalah sebuah
taman
nasional yang terletak di provinsi
Riau,
Indonesia.
Taman nasional ini diresmikan pada 19 Juli 2004 dan mempunyai luas sebesar
38.576 hektare.
Kawasan yang masuk wilayah taman nasional ini adalah kawasan bekas Hak
Pengusahaan Hutan (HPH) yang terletak di
Kabupaten Pelalawan dan
Indragiri
Hulu. Hingga kini di sekelilingnya masih terdapat kawasan HPH.
Terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107
jenis
burung,
23 jenis
mamalia,
tiga jenis
primata,
50 jenis
ikan,
15 jenis
reptilia
dan 18 jenis
amfibia
di setiap hektare Taman Nasional Tesso Nilo. Tesso Nillo juga adalah salah satu
sisa hutan dataran rendah yang menjadi tempat tinggal 60-80 ekor
gajah dan merupakan
kawasan konservasi gajah.
Sepotong jalan milik
PT. Riau
Andalas Pulp and Paper membelah taman nasional ini. Dilaporkan bahwa
pemerintah provinsi berencana untuk memutus jalan ini agar mengurangi kegiatan
pembalakan
liar (
illegal logging).
11. Taman Nasional Way Kambas
adalah taman nasional perlindungan gajah yang terletak di daerah
Lampung
tepatnya di Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur,
Indonesia.
Selain di Way Kambas, sekolah gajah (Pusat Latihan Gajah) juga bisa ditemui di
Minas, Riau. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang hidup di kawasan
ini semakin berkurang jumlahnya. Taman Nasional Way Kambas berdiri pada tahun
1985 merupakan sekolah gajah pertama di Indonesia. Dengan nama awal Pusat
Latihan Gajah (PLG) namun semenjak beberapa tahun terakhir ini namanya berubah
menjadi Pusat Konservasi Gajah (PKG) yang diharapkan mampu menjadi pusat
konservasi gajah dalam penjinakan, pelatihan, perkembangbiakan dan konservasi.
Hingga sekarang PKG ini telah melatih sekitar 300 ekor gajah yang sudah disebar
ke seluruh penjuru Tanah Air. Di Way Kambas juga tedapat International
Rhino Foundation yang bertugas menjaga spesies badak agar tidak
terancam punah.
sumber: wikipidea.org