Daftar Nama Taman Nasional Indonesia di Bali dan Nusa Tenggara 
Indonesia adalah negara yang kaya akan flora dan fauna, beribu-ribu ragam flora dan fauna ada di Indonesia. Untuk melindungi flora dan fauna tersebut dibuat Taman Nasional. Taman Nasional yang diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, diantaranya adalah, Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, Berikut ini daftar nama Taman Nasional yang ada di Bali dan Nusa Tenggara:

Taman Nasional Bali Barat
TN. Bali Barat; Bali, (Jembrana, Buleleng), Taman Nasional Bali Barat terdiri dari berbagai habitat hutan dan sabana. Di tengah-tengah taman ini didominasi oleh sisa-sisa empat gunung berapi dari zaman Pleistocene, dengan gunung Patas sebagai titik tertinggi di tempat ini. Sekitar 160 spesies hewan dan tumbuhan dilindungi di taman nasional ini. Hewan-hewan seperti Banteng, Rusa, lutung, kalong dan aneka burung. Taman Nasional Bali Barat merupakan tempat terakhir untuk menemukan satu-satunya endemik Bali yang hampir punah, Jalak Bali di habitat aslinya.

Taman Nasional Gunung Rinjani
TN. Gunung Rinjani; Nusa Tenggara Barat, (Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah), TNGR memiliki ragam flora antara lain; Jelatang (Laportea Stimulans), Dedurenan (Aglaea Argentea), Bayur (Pterospermum Javanicum), Beringin (Ficus Benjamina), Jambu-jambuan (Syzygium sp) Keruing (Dipterocarpus Hasseltii), Rerau (D. Imbricatus), Cemara Gunung (Casuarina Junghuniana)Eidelweis (Anaphalis Javanica) dan beberapa macam anggrek hutan endemik yaitu Perisstylus Rinjaniensis dan P.Lombokensis.

Sementara ragam fauna yang dimiliki oleh TNGR adalah antara lain; Musang Rinjani (Paradoxurus Hemaprhoditus Rinjanicus), Rusa (Muntiacus Muntjak Nainggolani), Lutung Budeng (Trachypithecus Auratus Kohlbruggei), Trenggiling (Manis Javanicus), burung Cikukua Tanduk (Philemon Buceroides Neglectus), Dawah Hutan (Ducula Lacernulata Sasakensis), Kepodang Kuduk Hitam (Oriolus Chinensis Broderipii) dan beberapa jenis reptilia ditambah sejumlah jenis ikan air tawar yang hidup di danau Segara Anak, antara lain; Mujair dan Karper.

Taman Nasional Kelimutu
TN. Kelimutu; Nusa Tenggara Timur, (Ende), Taman Nasional Kelimutu terletak di Flores, Indonesia. Taman nasional ini terdiri dari bukit-bukit dan gunung-gunung dengan Gunung Kelibara (1.731 m) sebagai puncak tertinggi. Gunung Kelimutu, terdapat danau Danau tiga warna yang juga merupakan tempat dari Taman Nasional Kelimutu. Di dalam Taman Nasional Kelimutu, terdapat arboretum, hutan kecil seluas 4,5 hektar yang mewakili koleksi keanekaragaman flora di daerah tersebut. Di sana terdapat 78 jenis pohon yang dikelompokkan ke dalam 36 suku.

Beberapa koleksi flora yang merupakan endemik Kelimutu adalah uta onga (Begonia kelimutuensis), turuwara (Rhododendron renschianum), dan arngoni (Vaccinium varingiaefolium). Argoni yang berbunga kecil putih dan akan berubah menjadi hitam ketika matang, diyakini masyarakat setempat sebagai makanan para dewa.

Taman Nasional Komodo

TN. Komodo; Nusa Tenggara Timur, (Manggarai), Pada tahun 1980 taman nasional ini didirikan untuk melindungi komodo dan habitatnya. Di sana terdapat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia, yang terdiri dari 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies reptilia. Bersama dengan komodo, setidaknya 25 spesies hewan darat dan burung termasuk hewan yang dilindungi, karena jumlahnya yang terbatas atau terbatasnya penyebaran mereka.

Taman Masional Laiwangi-Wangameti
TN. Laiwangi – Wanggameti; Nusa Tenggara Timur, (Sumba Timur), Di kawasan ini terdapat jenis tumbuhan antara lain jambu hutan (Syzygium sp.), pulai (Alstonia scholaris), beringin (Ficus sp.), kenari (Canarium oleosum), kayu manis (Cinnamomum zeylanicum), honggi (Myristica littoralis), suren (Toona sureni), taduk (Sterculia foetida), kesambi (Schleichera oleosa), dan hangkang (Palaquium obovatum).Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti kera ekor panjang (Macaca fascicularis fascicularis), babi hutan (Sus sp.), biawak (Varanus salvator), ular sanca Timor (Phyton timorensis), dan ayam hutan (Gallus gallus).

Selain itu, merupakan populasi utama burung walik rawamanu (Ptilinopus dohertyi), punai Sumba (Treron teysmannii) dan berbagai jenis burung lainnya seperti gemak Sumba (Turnix everetti), kakatua cempaka (Cacatua sulphurea citrinocristata), nuri (Lorius domicella), sikatan Sumba (Ficedula harterti), kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi), dan madu Sumba (Nectarinia buettikoferi).

Taman Nasional Manupeu_Tanah Daru
TN. Manupeu – Tanah Daru; Nusa Tenggara Timur, (Sumba Barat), Taman Nasional Manupeu-Tanah Daru memiliki keanekaragaman jenis bernilai tinggi yaitu sekitar 118 jenis tumbuhan diantaranya suren (Toona sureni), taduk (Sterculia foetida), kesambi (Schleichera oleosa), pulai (Alstonia scholaris), asam (Tamarindus indica), kemiri (Aleurites moluccana), jambu hutan (Syzygium sp.), cemara gunung (Casuarina sp.), dan lantana (Lantana camara).

Satwa yang ada pada kawasan taman nasional ini sebanyak 87 jenis burung termasuk 7 jenis endemik pulau Sumba yaitu kakatua cempaka (Cacatua sulphurea citrinocristata), julang Sumba (Rhyticeros everetti), punai Sumba (Treron teysmannii), sikatan Sumba (Ficedula harterti), kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi), dan madu Sumba (Nectarinia buettikoferi). Burung julang sumba dan kakatua cempaka merupakan burung yang paling langka dan terancam punah khususnya di Pulau Sumba.

sumber: mediabalajar.info
Taman Nasional di Pulau Jawa

Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dan merupakan terluas ke-13 di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar hampir 160 juta, pulau ini berpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan salah satu tempat terpadat di dunia. Meskipun hanya menempati urutan terluas ke-5, Pulau Jawa dihuni oleh 60% penduduk Indonesia, Angka ini turun jika di bandingkan sensus penduduk tahun 1905 yang mencapai 80,6% dari seluruh penduduk indonesia penurunan penduduk di pulau jawa secara persentase di akibatkan perpindahan penduduk (transmigrasi) dari pulau Jawa ke seluruh Indonesia. Selain memiliki beberapa gunung berapi di Pulau Jawa terdapat beberapa Taman Nasional, Berikut ulasannya:

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ditetapkan pada tahun 1980 dan merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang usianya paling tua. Di taman nasional ini terdapat dua buah gunung yang merupakan gunung-gunung favorite para pendaki di Jawa Barat yakni Gunung Gede serta Gunung Pangrango. Luas area taman nasional ini sendiri mecapai 150 km

Taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Alas Purwo merupakan sebuah taman nasional yang berada di propinsi Jawa Timur. Taman nasional ini berada di dua kecamatan di kabupaten Banyuwangi yakni kecamatan Tegaldlimo dan Purwoharjo. TN Alas Purwo memiliki luas area 43.420 hektare dan dibagi menjadi 4 zona yakni Zona Inti, Zona Rimba, Zona Pemanfaatan serta Zona Penyangga. Area taman nasional ini meliputi area hutan belantara, padang rumput serta pantai. Berbagai jenis flora dan fauna hidup di wilayah TN Alas Purwo. Binatang-binatang seperti banteng, rusa, babi hutan, kijang, macan tutul dan beragam jenis mamalia lain banyak hidup di taman TN Alas Purwo. Sedangkan jenis burung yang hidup di sana ada sekitar 236 jenis burung. Sebuah pos pengamatan (di Savana Sadengan) disediakan untuk para wisatawan yang ingin melihat binatang-binatang liar di TN Alas Purwo. Beberapa pantai juga bisa ditemui di kawasan TN Alas Purwo. Termasuk Pantai Plengkung yang terkenal sebagai destinasi berselancar di Banyuwangi.

Taman Nasional Baluran, Taman nasional ini berada di antara dua kabupaten di Jawa Timur yakni Situbonda dan Banyuwangi. Taman Nasional ini terkenal dengan Savana Bekol nya yang sering disebut sebagai miniatur Afrika. 40 persen wilayah TN Baluran memang berupa padang rumput. Total luas area taman nasional ini mencapa 250 km². Ada sekitar 444 jenis tumbuhan yang hidup di kawasan TN Baluran sedangkan untuk fauna, ada sekitar 26 jenis mamalia yang hidup liar di habitatnya. Sebagian binatang di TN Baluran bisa kita lihat di Savana Bekol. Wilayah TN Baluran juga mencakup area pantai. Pantai Bama merupakan salah satu pantai yang ada di TN Baluran.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mencakup banyak wilayah administratif di Jawa Timur. Taman nasional ini berada di 4 wilayah kabupaten di Jawa Timur yakni Pasuruan, Malang, Lumajang dan Probolinggo. Kawasan taman nasional ini didominasi oleh rangkaian pegunungan. Ada sekitar 15 gunung yang masuk dalam wilayah TN Bromo Tengger Semeru. Yang paling terkenal tentu saja adalah Gunung Bromo serta Gunung Semeru. Sebelum ditetapkan menjadi taman nasional kawasan ini dulunya merupakan sebuah cagar alam serta kawasan hutan wisata. TN Bromo Tengger Semeru merupakan taman nasional terluas kedua di Jawa Timur dengan total luas area mencapai 503 km².

Taman Nasional Meru Betiri, Kawasan Taman Nasional Meru Betiri berada di wilayah kecamatan Pesanggaran, kabupaten Banyuwangi dan kabupaten Jember. Dengan luas area mencapai 580 km², TN Meru Betiri ini merupakan taman nasional terluas di Jawa Timur. Kawasan ini ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 2002. Wilayah TN Meru Betiri mencakup area hutan, pegunungan dan pantai. Nama taman nasional ini diambil dari nama sebuah gunung yang berada di kawasan tersebut yakni Gunung Betiri yang memiliki tinggi 1.223 mdpl. Di kawasan taman nasional ini lah terdapat Pantai Sukamade yang terkenal sebagai tempat konservasi penyu.

Taman Nasional Gunung Ciremai, Gunung Ciremei (3.078 mdpl) merupakan gunung tertinggi di propinsi Jawa Barat. Gunung ini berada di kawasan Taman Nasioanl Gunung Ciremei. Kawasan ini ditetapkan sebagai taman nasional karan terdapat area hutan lindung dimana berbagai macam flora dan fauna tumbuh liar di habitat aslinya. Cakupan wilayah taman nasional ini mencapa 155 km².TN Gunung Ciremei memiliki bentuk yang melonjong ke arah utara dan selatan. Taman nasional ini berada di wilayah perbatasan kabupaten Kuningan, Majalengka, serta Cirebon. Kota yang paling dekat dengan taman nasional ini adalah Kuningan. TN Gunung Ciremei dibagi menjadi tiga zona yakni Zona Tropik, Zona Pegunungan serta Zona Subalpin.

Taman Nasional Gunung Halimun - Salak (TNGHS), adalah salah satu taman nasional yang terletak di Jawa bagian barat. Kawasan konservasi dengan luas 113.357 hektare ini menjadi penting karena melindungi hutan hujan dataran rendah yang terluas di daerah ini, dan sebagai wilayah tangkapan air bagi kabupaten-kabupaten di sekelilingnya. Melingkup wilayah yang bergunung-gunung, dua puncaknya yang tertinggi adalah Gunung Halimun (1.929 m) dan Gunung Salak (2.211 m). Keanekaragaman hayati yang dikandungnya termasuk yang paling tinggi, dengan keberadaan beberapa jenis fauna penting yang dilindungi di sini seperti elang jawa, macan tutul jawa, owa jawa, surili dan lain-lain. Kawasan TNGHS dan sekitarnya juga merupakan tempat tinggal beberapa kelompok masyarakat adat, antara lain masyarakat adat Kasepuhan Banten Kidul dan masyarakat Baduy.

Taman Nasional Gunung Merapi, adalah sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa bagian tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta. Penunjukan kawasan TN Gunung Merapi dilakukan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Tujuan pengelolaannya adalah perlindungan bagi sumber-sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi berada di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Taman Nasional Gunung Merbabu, merupakan taman nasional yang mencakup kawasan hutan di Gunung Merbabu. Secara administratif, taman nasional ini termasuk ke dalam wilayah 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Boyolali, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Semarang, provinsi Jawa Tengah. Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 135/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004 tentang perubahan fungsi kawasan hutan lindung dan taman wisata alam pada kelompok hutan Merbabu seluas 5.725 hektare. Kawasan ini dinilai penting sebagai sumber mata air bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Selain itu, kawasan hutan Merbabu juga merupakan habitat flora dan fauna yang dilindungi dan dilestarikan. Sistem pengelolaan taman nasional yang diterapkan diharapkan mampu untuk melestarikan dan mengembangkan kawasan konservasi ini sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Taman Nasional Karimunjawa, merupakan gugusan kepulauan berjumlah 22 pulau yang terletak di Laut Jawa, mempunyai luas 111.625 Ha. Taman Nasional Karimunjawa ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut melalui SK Menhut No.123/Kpts-II/1986 kemudian pada tahun 1999 melalui Keputusan Menhutbun No.78/Kpts-II/1999 Cagar Alam Karimunjawa dan perairan sekitarnya seluas 111.625 Ha diubah menjadi Taman Nasional dengan nama Taman Nasional Karimunjawa. Tahun 2001 sebagian luas kawasan TN Karimunjawa seluas 110.117,30 Ha ditetapkan sebagai Kawasan Pelestarian Alam Perairan dengan Keputusan Menhut No.74/Kpts-II/2001.Permasalahan yang menonjol dalam mengelola kawasan ini adalah perlindungan ekosistem perairan laut. Hal ini disebabkan karena kawasan Karimunjawa adalah salah satu dari tiga pusat perikanan yang diandalkan di Jawa Tengah, dan fakta bahwa sebagian besar penduduknya yang berjumlah lebih dari 8.800 jiwa adalah nelayan yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya perikanan. Oleh karena itu sumber daya perikanan menjadi andalan dalam pengembangan perekonomian di kawasan ini. Permasalahan timbul disebabkan karena dalam memanfaatkan sumber daya perikanan yang cenderung berlebihan (over fishing) terutama pada jenis ikan pelagis kecil, usaha penangkapan ikan yang merusak ekosistem terumbu karang yaitu dengan penggunaan apotas atau sianida maupun jaring yang merusak terumbu karang. Saat ini Taman Nasional Karimunjawa dikelola oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa dengan tugas utama melaksanakan pengelolaan ekosistem kawasan Taman Nasional Karimunjawa dalam rangka konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam pengelolaan terdapat banyak tantangan untuk memadukan konservasi dan pembangunan ekonomi yang memerlukan dukungan seluruh pihak.

Taman Nasional Kepulauan Seribu, adalah kawasan pelestarian alam bahari di Indonesia yang terletak kurang lebih 45 km pada lokasi geografis 5°23’ - 5°40’ LS, 106°25’ - 106°37’ BT sebelah utara Jakarta. Secara administratif kawasan TNKpS berada dalam wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, terletak di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, tepatnya di tiga kelurahan yaitu Pulau Panggang, Pulau Kelapa, dan Pulau Harapan. Secara geografis Taman Nasional ini terletak pada 5°24’ - 5°45’ LS, 106°25’ - 106°40’ BT' dan mencakup luas 107.489 ha (SK Menteri Kehutanan Nomor 6310/Kpts-II/2002), yang terdiri dari wilayah perairan laut seluas 107.489.ha (22,65% dari luas perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu) dan 2 pulau (Pulau Penjaliran Barat dan Pulau Penjaliran Timur) seluas 39,50 ha. Dengan demikian, pulau-pulau lain (wilayah daratan) yang berjumlah 108 sesungguhnya tidak termasuk dalam kawasan TNKpS Pulau Seribu.

Taman Nasional Ujung Kulon, terletak di bagian paling barat Pulau Jawa, Indonesia. Kawasan taman nasional ini pada mulanya meliputi wilayah Krakatau dan beberapa pulau kecil di sekitarnya seperti Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang dan Pulau Panaitan. Kawasan taman nasional ini mempunyai luas sekitar 122.956 Ha; (443 km² di antaranya adalah laut), yang dimulai dari Semenanjung Ujung Kulon sampai dengan Samudera Hindia. Ujung Kulon merupakan taman nasional tertua di Indonesia yang sudah diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991, karena wilayahnya mencakupi hutan lindung yang sangat luas. Sampai saat ini kurang lebih 50 sampai dengan 60 badak hidup di habitat ini. Pada awalnya Ujung Kulon adalah daerah pertanian pada beberapa masa sampai akhirnya hancur lebur dan habis seluruh penduduknya ketika Gunung Krakatau meletus pada tanggal 27 Agustus 1883 yang akhirnya mengubahnya kawasan ini kembali menjadi hutan. Tiket masuk ke Taman Nasional ini dapat diperoleh di kantor Balai Taman Nasional di Labuan atau di pos Tamanjaya. Fasilitas penginapan terdapat di desa Tamanjaya, Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang. Untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Situs Warisan Alam Dunia, UNESCO telah memberikan dukungan pendanaan dan bantuan teknis.

sumber; wikipedia



 
 

 


 

 
 
 
 
 

 





 
Kegiatan SALAM ADVENTURE INDONESIA


Mendaki gunung bukan hanya menikmati keindahan alam semata, karena ada banyak hal pengalaman hidup yang bisa kita peroleh dari kegiatan mendaki ini. Selama perjalanan, pendaki bisa melatih fisik dan juga mental. Bahkan dari pengalaman tersebut, ada banyak filosofi mendaki yang bisa kita petik sebagai suatu pelajaran. Bukan hal rahasia lagi kalau hiking adalah kegiatan yang sangat disukai para kaula muda. Hal ini sangatlah wajar, mengingat secara fisik mereka memang masih kuat dan mampu untuk mendaki gunung. Kegiatan ini biasanya dilakukan bersama dengan teman-teman yang disertai dengan rasa lelah dan canda tawa. Lantas, apa saja sih filosofi hidup yang bisa kamu ambil dari kegiatan mendaki ini?, Berikut ulasannya, katanya sih heheheheheh:


  • Gagal dalam berencana berarti merencanakan kegagalan
  • Penting untuk setiap kita menentukan tujuan dan berusaha menggapainya.
  • Bersabarlah, setiap rintangan dilewati membuat kita tegar dalam hidup. Pantang menyerah adalah kuncinya.
  • Mendaki bukan tentang menaklukan gunung, sejatinya adalah menaklukan diri sendiri.
  • Sama halnya dengan mendaki, dalam hidup ini kamu pasti membutuhkan teman.
  • Dengan mendaki bersama, kamu bisa lebih jauh mengenal teman-temanmu. Kamu akan tahu siapa teman sejati, dan siapa yang hanya “mengaku teman” disaat dia butuh.
  • Puncak adalah bonus, tujuan sejati mendaki adalah kembali pulang dengan selamat
Dalam perjalanannya Salam Adventure Indonesia Memiliki kenangan yang Kami Abadikan dalam beberapa vidio di Gunung Slamet, Cireme, Cikuray, Sumbing, dan beberapa vidio yang admin upload di youtube Sindoro sebagai oleh-oleh buat yunior,, asiik!
Taman nasional merupakan tanah yang dilindungi, biasanya oleh pemerintah pusat, dari perkembangan manusia dan polusi. Taman nasional merupakan kawasan yang dilindungi (protected area). Taman-taman tersebut dikhususkan sebagai kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam. Berikut ini daftar nama Taman Nasional yang ada di Pulau Sumatera: 
1. Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) adalah sebuah taman nasional di kabupaten mandailing natal (Madina),Sumatera Utara, terletak di 99° 12’ 45" BT sampai dengan 99° 47’ 10" dan 0° 27’ 15" sampai dengan 1° 01’ 57" LU dan secara administrasi wilayah ini dikelilingi 68 desa di 13 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal. Nama taman nasional ini berasal dari dari nama sungai utama yang mengalir dan membelah Kabupaten Madina, Sungai batang Gadis.
TNBG meliputi kawasan seluas 108.000 hektare atau 26% dari total luas Madina yang terletak pada ketinggian 300 s/d 2.145 meter di atas permukaan laut dengan titik tertinggi puncak Gunung Sorik Merapi.
Melalui SK No 126/Menhut-II/2004 Menteri Kehutanan, TNBG disahkan sebagai Taman Nasional. TNBG terdiri dari dari kawasan hutan lindung, hutan produksi terbatas, dan hutan produksi tetap. Hutan lindung yang dialih fungsikan seluas 101.500 ha, terdiri dari hutan lindung Register 4 Batang Gadis I, hutan Register 5 Batang Gadis II komp I dan II, Register 27 Batang Natal I, Register 28 Batang Natal II, Register 29 Bantahan Hulu dan Register 30 Batang Parlampuan I yang sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung sejak masa pemerintahan Belanda dalam kurun waktu 1921 – 1924. Sementara kawasan hutan produksi yang dialihkan meliputi areal eks HPH PT. Gruti, seluas 5.500 ha, dan PT. Aek Gadis Timber seluas 1.000 ha.
Tujuan pembentukan taman nasional adalah untuk menyelamatkan satwa dan habitat alam. TNBG juga sebagai simbol pengakuan nilai-nilai kearifan lokal dalam mengelola hutan.
Salah satu kearifan tradisional masyarakat setempat ini dibuktikan dengan lubuk larangan atau naborgo-borgo atau harangan rarangan atau hutan larangan, merupakan beberapa contoh kearifan lokal yang hingga kini masih lestari.
Pembentukan ini juga sangat penting mengingat bahwa laju kerusakan hutan alam di provinsi ini sudah pada tingkat yang sangat memprihatinkan. Berdasarkan data Departemen Kehutanan pada tahun 2003, kerusakan hutan di kawasan ini mencapai 3,8 juta ha per tahun. Kerusakan hutan di Sumatera Utara sendiri mencapai 76 ribu ha per tahun dalam kurun waktu 1985 – 1998.
Sampai akhir November 2004 kerusakan hutan yang disebabkan Penebangan liar (illegal logging) dan kebakaran hutan di Sumut mencapai 694.295 ha, untuk hutan lindung mencapai 207.575 ha, hutan konservasi 32.500 ha, hutan bakau 54 220 ha dan hutan produksi sekitar 400.000 ha.
Pembentukan taman nasional ini juga tidak semata-mata upaya pemerintah saja, melainkan atas jerih payah masyarakat dan kalangan lembaga swadaya masyarakat seperti, Conservation International Indonesia (CII), t, PUSAKA Indonesia, Yayasan Leuser Lestari (YLL), Yayasan Samudra dan lain-lain.

2. Taman Nasional Berbak yang luasnya 142.750 hektare merupakan kawasan pelestarian alam untuk konservasi hutan rawa terluas di asia tenggara yang belum terjamah oleh eksploitasi manusia. Keunikannya berupa gabungan yang menarik antara hutan rawa air tawar dan hutan rawa gambut yang terbentang luas di pesisir Timur Pulau sumatera serta Taman Nasional Berbak adalah bagian dari Bentang Alam Hutan Gambut Berbak yang luas 238.000 hektare. Bentang alam ini juga merupakan salah satu Bentang Alam Konservasi Harimau (Tiger Conservation Landscape) di Sumatera yang direkognisi berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. ..... tentang Strategi dan Aksi Konservasi Harimau Sumatera.
 

3. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan adalah sebuah taman nasional yang ditujukan untuk melindungi hutan hujan tropis sumatera beserta kekayaan alam hayati yang dimilikinya. UNESCO menjadikan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai warisan dunia. Bukit Barisan Selatan dinyatakan sebagai cagar alam suakamargasatwapada tahun 1935 dan menjadi Taman Nasional pada tahun 1982. Pada awalnya ukuran taman adalah seluas 356.800 hektare . Tetapi luas taman saat ini yang dihitung dengan menggunakan GIS kurang-lebih sebesar 324.000 Ha.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terletak di ujung wilayah barat daya Sumatera. Tujuhpuluh persen dari taman (249.552 hektare) termasuk dalam administrasi wilayah Lampung Barat dan wilayah Tanggamus, di mana keduanya adalah bagian dari Provinsi lampung. Bagian lainnya dari taman mencakup 74.822 hektare (23% dari luas taman keseluruhan) dan berada di wilayah Kaur dari provinsi Bengkulu. Sumatera Selatan juga sangat penting bagi tumpang-tindih perbatasan taman dengan perbatasan provinsi.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki beberapa Hutan dataran Rendah di Sumatera yang terakhir kali dilindungi. Sangat kaya dalam hal keanekaragaman hayati dan merupakan tempat tinggal bagi tiga jenis mamalia besar yang paling terancam di dunia: Gajah Sumatera (kurang dari 2000 ekor yang bertahan hidup saat ini), badak sumatera (populasi global keseluruhan: 300 individu dan semakin berkurang drastis jumlahnya) dan harimau sumatera (populasi global keseluruhan sekitar 400 individu).
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan tercakup dalam Global 200 ecoregions, yaitu peringkat habitat darat, air tawar dan laut di bumi yang paling mencolok dari sudut pandang biologi yang dibuat oleh WWF. Taman ini disorot sebagai daerah prioritas untuk pelestarian badak sumatera melalui program Asian Rhino and Elephant Action Strategy (AREAS) dari WWF. Selain itu, IUCN, WCS dan WWF telah mengidentifikasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai Unit Pelestarian Macan (Wikramanayake, dkk., 1997), yaitu daerah hutan yang paling penting untuk pelestarian harimau di dunia. Terakhir, pada tahun 2002, UNESCO telah memilih daerah ini untuk diusulkan sebagai World Heritage Cluster Mountainous Area beserta Taman nasional gunung leuser dan Kerinci Seblat.




4. Taman Nasional Bukit Duabelas adalah taman nasional yang terletak di Sumatra, Indonesia. Taman ini merupakan taman nasional yang relatif kecil, meliputi wilayah seluas 605 km². Di kawasan hutan lindung ini berdiam Suku Anak Dalam atau Suku Kubu atau Orang Rimba.
Taman Nasional Bukit Duabelas merupakan perwakilan bagi hutan hujan tropis di provinsi Jambi. Bagian utara taman nasional ini terdiri dari hutan hujan primer, sementara sisanya merupakan hutan sekunder, sebagai akibat dari penebangan hutan.
Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) adalah taman nasional yang terletak di Provinsi Jambi, Indonesia. Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD)memiliki luas wilayah 60.500 ha. Di kawasan hutan lindung ini berdiam Suku Anak Dalam atau Suku Kubu atau Orang Rimba.




5. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (juga disebut Bukit Tigapuluh) adalah taman nasional yang terletak di Sumatera, Indonesia. Taman Nasional ini terletak di provinsi Riau dan Jambi. Taman seluas 143.143 hektare ini terdiri dari hutan hujan tropis dan terkenal sebagai tempat terakhir spesies terancam seperti orangutan sumatera, harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, tapir asia, beruang madu dan berbagai spesies burung yang terancam. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh juga merupakan tempat tinggal bagi Orang Rimba dan Talang Mamak.


6. Taman Nasional Gunung Leuser biasa disingkat TNGL adalah salah satu Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia seluas 1.094.692 hektare yang secara administrasi pemerintahan terletak di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Provinsi Aceh yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tamiang, sedangkan Provinsi Sumatera Utara yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Dairi, Karo, dan Langkat.
Taman nasional ini mengambil nama dari Gunung Leuser yang menjulang tinggi dengan ketinggian 3404 meter di atas permukaan laut di Aceh. Taman nasional ini meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pegunungan tinggi yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.





7. Taman Nasional Kerinci Seblat adalah taman nasional terbesar di Sumatera, Indonesia yang memiliki luas wilayah sebesar 13,750 km² dan membentang ke empat provinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Taman nasional ini terletak pada koordinat antara 100°31'18"E - 102°44'01"E dan 1°07'13"S - 1°26'14"S.
Taman nasional ini terdiri dari Pegunungan Bukit Barisan yang memiliki wilayah dataran tertinggi di Sumatera, Gunung Kerinci (3.805 m). Taman nasional ini juga terdiri dari mata air-mata air panas, sungai-sungai beraliran deras, gua-gua, air terjun-air terjun dan danau kaldera tertinggi di Asia Tenggara, Gunung Tujuh.
Taman nasional ini juga memiliki beragam flora dan fauna. Sekitar 4.000 spesies tumbuhan tumbuh di wilayah taman nasional termasuk bunga terbesar di dunia Rafflesia arnoldi, dan bunga tertinggi di dunia, Titan Arum. Fauna di wilayah taman nasional terdiri antara lain Harimau Sumatera, Badak Sumatera, Gajah Sumatera, Macan Dahan, Tapir Melayu, Beruang Madu, dan sekitar 370 spesies burung.
Diterimanya Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera ke daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, membuat Taman Nasional Kerinci Seblat juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Bersama dengan Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.



8. Taman Nasional Sembilang adalah taman nasional yang terletak di pesisir provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Taman nasional ini memiliki luas sebesar 2.051 km². Taman Nasional Sembilang merupakan habitat bagi harimau Sumatra, gajah Asia, tapir Asia, siamang, kucing emas, rusa Sambar, buaya muara, ikan Sembilang, penyu air tawar raksasa, lumba-lumba air tawar dan berbagai spesies burung.
Taman Nasional Sembilang terdiri dari hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar dan hutan riparian di Provinsi Sumatera Selatan.
Berbagai macam tanaman darat dan air tumbuh di taman ini, termasuk gajah paku (Acrostichum aureum), nipah (Nypa fruticans), cemara Laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus tectorius), Laut waru (Hibiscus tiliaceus), Nibung (Oncosperma tigillaria), jelutung (Jelutung), menggeris (Koompassia excelsa), Gelam tikus (Syzygium inophylla), Rhizophora sp, Sonneratia alba,. dan gimnorrhiza Bruguiera.
Pesisir dan kawasan hutan, terutama di Sembilang dan Semenanjung Banyuasin, merupakan habitat bagi harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), gajah Asia (Elephas maximus sumatranus), Malayan tapir (Tapirus indicus), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), kucing emas (Catopuma temminckii temminckii), rusa sambar (Cervus unicolor equinus), buaya air asin (Crocodylus porosus), ikan Sembilang (Plotusus canius), penyu air tawar raksasa (Chitra indica), lumba-lumba air tawar (Orcaella brevirostris) dan berbagai jenis burung.
jumlah besar untuk burung migran dari Siberia dapat dilihat di Sembilang, mencapai klimaks pada bulan Oktober. Panggilan dari ribuan burung yang terbang dalam formasi bahkan dapat didengar di atas ombak gemuruh Selat Bangka.
spesies burung lain yang mendiami taman ini termasuk dowitcher Asia (Limnodromus semipalmatus), melihat greenshank (guttifer Pseudototanus), putih timur Pelican (Pelecanus onocrotalus), bangau susu (Mycteria cinerea), bangau ajudan yang lebih rendah (Leptoptilos javanicus), dan putih-hitam bersayap tiga barang (Chlidonias leucoptera). Bagian barat berbatasan dengan Taman Nasional Berbak Taman di provinsi Jambi.
Menarik lokasi / tempat-tempat: Semenanjung Banyuasin, Sembilang, Benawan Bay, Teluk Sekanak, Pulau Betet: menjelajahi sungai dan hutan mangrove dengan perahu, memancing, dan hewan menonton, burung migran dari Siberia dan atraksi dolphins.Cultural air tawar di luar Taman Festival Krakatau termasuk setiap Juli di Bandar Lampung dan Festival Danau Ranau pada bulan Desember di Oku, Sumatera Selatan.


9. Taman Nasional Siberut Terletak Di Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Taman Nasional Dengan Luas 190.500 Hektare Ini Ditetapkan Melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 407/Kpts-Ii/1993. Sebelumnya Tahun 1981 Pulau Ini Sudah Ditetapkan Sebagai Cagar Biosfer Melalui Projek Man And Biosphere Unesco.
Di Pulau Siberut Tercatat Antara Lain 896 Spesies Tumbuhan Berkayu, 31 Spesies Mamalia, Dan 134 Spesies Burung. Terdapat Empat Spesies Endemik Primata Yang Terancam Punah. Keempat Spesies Endemik Tersebut Adalah Siamang Mentawai (Bilou, Hylobates Klossii), Lutung (Joja, Presbytis Potenziani), Monyet Mentawai (Simakobu, Simias Concolor), Dan Beruk (Bokoi, Macaca Pagensis).
Flora Taman Nasional Siberut Hutan Hujan Menyelimuti Hampir 65 % Pulau Siberut. Hutan Ini Merupakan Istana Bagi Kehidupan Flora Dan Fauna Dengan Menyediakan Sumber Makanan Dan Tempat Tinggal Serta Hutan Ini Juga Berfungsi Sebagai Pendukung Kehidupan Tradisional Masyarakat Mentawai Terutama Sebagai Obat-Obatan Tradiosonal.
Fauna Taman Nasional Siberut Hylobates Klossii (Bilou Atau Siamang Kerdil) Bilou Merupakan Jenis Primata Yang Paling Terkenal Di Mentawai. Secara Anatomis Termasuk Jenis Ungko Tertua Yang Masih Hidup Dengan Bulu-Bulu Yang Jarang Berwarna Hitam Gelap Dan Selaput Antara Jari Kedua Dan Ketiga. Pekik Bilou Paling Sederhana Di Antara Pekikan Ungko, Lebih Panjang, Bervariasi Dan Dan Tidak Dilakukan Oleh Ungko Lainnya. Bilou Hidup Berkelompok Yang Terdiri Dari Induk Jantan Dan Betina Dengan Anak-Anaknya Yang Belum Dewasa. Bilou Termasuk Hewan Monogami Dengan Satu Keluarga Rata-Rata Tiga Sampai Empat Individu, Sedangkan Jumlah Anggota Dalam Satu Kelompok Dapat Mencapai 11 Individu.




10. Taman Nasional Tesso Nilo adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Riau, Indonesia. Taman nasional ini diresmikan pada 19 Juli 2004 dan mempunyai luas sebesar 38.576 hektare.
Kawasan yang masuk wilayah taman nasional ini adalah kawasan bekas Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang terletak di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu. Hingga kini di sekelilingnya masih terdapat kawasan HPH.
Terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 jenis burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia dan 18 jenis amfibia di setiap hektare Taman Nasional Tesso Nilo. Tesso Nillo juga adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi tempat tinggal 60-80 ekor gajah dan merupakan kawasan konservasi gajah.
Sepotong jalan milik PT. Riau Andalas Pulp and Paper membelah taman nasional ini. Dilaporkan bahwa pemerintah provinsi berencana untuk memutus jalan ini agar mengurangi kegiatan pembalakan liar (illegal logging).




11. Taman Nasional Way Kambas adalah taman nasional perlindungan gajah yang terletak di daerah Lampung tepatnya di Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur, Indonesia. Selain di Way Kambas, sekolah gajah (Pusat Latihan Gajah) juga bisa ditemui di Minas, Riau. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang hidup di kawasan ini semakin berkurang jumlahnya. Taman Nasional Way Kambas berdiri pada tahun 1985 merupakan sekolah gajah pertama di Indonesia. Dengan nama awal Pusat Latihan Gajah (PLG) namun semenjak beberapa tahun terakhir ini namanya berubah menjadi Pusat Konservasi Gajah (PKG) yang diharapkan mampu menjadi pusat konservasi gajah dalam penjinakan, pelatihan, perkembangbiakan dan konservasi. Hingga sekarang PKG ini telah melatih sekitar 300 ekor gajah yang sudah disebar ke seluruh penjuru Tanah Air. Di Way Kambas juga tedapat International Rhino Foundation yang bertugas menjaga spesies badak agar tidak terancam punah.

sumber: wikipidea.org
 



 








 


 




Taman Naional Bali dan Nusa Tenggara

Daftar Nama Taman Nasional Indonesia di Bali dan Nusa Tenggara   Indonesia adalah negara yang kaya akan flora dan fauna, beribu-rib...

Copyright © 2013 SALAM ADVENTURE INDONESIA